Kamis, 28 Juli 2011

Bagaimana Menyikapi Musibah

Tanggal 28 july, pas hari kamis aku menjalani aktifitasku seperti biasa di bandung. Sampai saat sekitar jam 2, ada panggilan masuk di hpku. Ternyata dari ibuku. Aku kira dia hanya akan menannyakan bagaimana keadaanku, tapi dugaanku salah.
Dengan teriakan dan suara panik seperti orang ketakutan, ibuku bertanya kepadaku dimana aku menyimpan laptopku. Aku kira dia cuma ingin memakainya. Dan aku jawab aja di kamar.
Sambil menangis, ibuku berkata kepadaku kalau rumah tadi pagi di acak acak maling. Aku langsung kaget mendengarnya. Tak lama kemudian ibuku mematikan telponnya. Aku panik, dalam hati penasaran dan takut. Aku langsung sms bapakku, ternyata pending. Aku ingin menghubungi ibuku, tapi hati ini serasa tak kuat.
Saat itu mas Arief juga sempat kasih kabar ke aku lewat sms, tapi dia juga belum tau persis kejadiannya.
Aku mencoba sabar dan tetap tenang dengan bermain futsal sesuia jadwal walaupun dalam hati ini rasanya kacau.
Setelah pulang futsal, mba ika dapat sms dari pak dhe kus kalau barang yang dicuri maling dirumahku diperkirakan mencapai 15 juta.
Mendengar hal itu, aku langsung tambah shock.
Tak lama tiba tiba bapak menghubungiku.
Dan saat itu aku mendengar cerita dari bapakku.
Maling ternyata sudah tau seluk beluk rumahku. Dia sudah tau jam jam saat rumah kosong yaitu jam 7 sampai 8. Jam 7 adalah ketika bapak dan ibuku berangkat bekerja dan jam 8 adalah orang yang bekerja dalam rumahku masuk rumahku. Dan antara jam 7-8 itu memang pintu rumah belakang tidak dikunci.
Dan beraksilah si maling. 2 laptop, handycam, hp, buku tabungan dan sejumlah uang raib.
Dan diperkirakan bapak, kerugian mencapai 20 juta an. Ya Allah, siapakah orang yang tega melakukan ini??
Aku kasian sama ibuku, dia terlihat shock. Sedangkan bapakku sepertinya terlihat tegar. Sementara aku sendiri masih dalam ambang antara percaya dan tidak percaya. Kejadian itu seperti mimpi buruk. Aku ingin cepat cepat bangun dari mimpi buruk itu.
Harta benda itu memang titipan Allah, tapi kita juga wajib menjaganya. Tetapi jika Allah menghendaki barang tersebut diambil dari kita, kita juga harus mengikhlaskannya bukan?
Aku cuma bisa ikhlas dan sabar.
Semoga Allah menggantinya dengan hal yang lebih baik entah dari mana datangnya asalkan kita ikhlas dan percaya bahwa Allah sedang menguji kita karena Allah sayang kepada kita.
Dan ingatlah juga, bahwa dibalik musibah pasti ada hikmah.
Yang sabar dan ikhlas ya buk, pak.
tetap semangat!!
semoga juga si maling mendapatkan hidayah dari Allah dan bisa bertaubat. amin.
Semoga menjadi pelajaran yang berharga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar